Selasa, 22 Mei 2018

Penerapan KFC (Kehadiran Fingerprint Class) Sebagai Kontrol Absensi Perkuliahan di Jurusan AP FIP UNM Untuk Meningkatkan Kedisiplinan.

       Pada kesempatan ini kami mencoba menawarkan sebuah inovasi dalam bidang pendidikan yang diberi judul "Penerapan KFC (Kehadiran Fingerprint Class) Sebagai Kontrol Absensi Perkuliahan di Jurusan AP FIP UNM Untuk Meningkatkan Kedisiplinan."

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003). Universitas sebagai lembaga pendidikan hadir untuk memanusiakan manusia dengan mengubah pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam proses memanusiakan manusia diperlukan adanya komitmen dan sikap disiplin antara mahasiswa dan dosen agar proses perkuliahan dapat berlansung secara tertib.

Disiplin adalah sikap mental seseorang yang mengandung kerelaan untuk mematuhi ketentuan peraturan dan norma dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Baik yang berhubungan dengan waktu maupun terhadap kewajiban (Lemhannas, 1995).  Disiplin menjadi salah satu faktor yang dapat membantu seseorang meraih kesuksesan serta merubah sikap dan kebiasaan yang baik. Tidak terkecuali pada disiplin mahasiswa. 

Mahasiswa sebagai subjek pendidikan dituntut memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam mengikuti proses perkuliahan. Karena kehadiran merupakan unsur utama dalam proses perkuliahan. Beberapa Universitas di Indonesia mengambil kebijakan bahwa mahasiswa yang kehadirannya di bawah 80% tidak berhak mengikuti UAS (Ujian Akhir Semester). Hal tersebut membuat seorang mahasiswa harus memiliki sikap displin yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun beberapa hambatan mahasiswa yang sering terjadi seperti terlambat bangun, korban kemacetan, dan sesuatu yang tak terduga membuat beberapa mahasiswa terlambat dalam mengikuti proses perkuliahan. Lama kelamaan jika terus dilakukan akan menjadi sebuah kebiasaaan yang akhirnya menurunkan sikap disiplin. Hal ini juga ditunjang dengan penggunaan sistem absensi manual sehingga masih memberikan celah kepada mahasiswa untuk tidak mengedepankan kedisiplinan. Dalam penerapan absensi manual yang terjadi saat ini dinilai masih terdapat beberapa kekurangan diantaranya, toleransi waktu keterlambatan yang tidak konsisten, kebiasaan titip absen, mahasiswa dapat memanipulasi kehadirannya, lupa membawa absensi oleh mahasiswa yang ditugaskan, dan mengambil waktu di awal perkuliahan.

Teknologi informasi dan komunikasi pada era globalisasi saat ini semakin berkembang pesat sekaligus dapat mempermudah pekerjaan manusia dalam segala bidang dan pekerjaan dengan cepat dan tepat. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence untuk mengenal dan melakukan segala pekerjaan semakin sering kita jumpai. Teknologi fingerprint dalam sistem absensi telah banyak digunakan oleh perkantoran agar pegawai atau karyawannya disiplin dan tepat waktu dalam bekerja. Hal ini yang mendasari penulis untuk menerapkan sistem absensi sidik jari kepada mahasiswa agar dalam proses perkuliahan mahasiswa dapat mengedepankan kedisiplinan dan menghargai waktu sehingga pembelajaran berlansung secara efektif dan efisien. Dari latarbelakang tersebut penulis memilih judul "Penerapan KFC (Kehadiran Fingerprint Class) Sebagai Kontrol Absensi Perkuliahan Di Jurusan AP FIP UNM Untuk Meningkatkan Kedisiplinan".

B. PERSOALAN

Secara umum masyarakat kampus khususnya mahasiswa di Jurusan AP FIP UNM pada semester awal cukup disiplin dalam melakukan kegiatan perkuliahan. Namun setelah beberapa semester berlalu kedisiplinan mahasiswa dinilai berkurang. Salah satu faktor penyebabnya adalah sistem absensi manual yang masih menggunakan kertas. Absensi yang digunakan di awal pertemuan pada setiap perkuliahan dipercayakan kepada salah satu mahasiswa untuk menyimpan dan membawa absen setiap hari. Hal tersebut masih memberikan celah kepada mahasiswa untuk berbuat curang, memanipulasi data, merusak, bahkan menghilangkan data absensi, ditambah lagi dengan operator yang bertugas di Jurusan AP FIP UNM sulit mendapatkan data yang valid untuk membuat daftar mahasiswa yang memenuhi syarat mengikuti UAS (Ujian Akhir Semester).

Proses absensi yang dilakukan oleh dosen di ruang perkuliahan Jurusan AP FIP UNM juga dinilai kurang efektif karena proses absensi mengambil waktu di setiap perkuliahan, kemudian banyak toleransi yang diberikan saat mahasiswa terlambat. Sehingga jika berulang akan menjadi sebuah kebiasaan yang dapat menurunkan sikap kedisiplinan.

Gambar 1. Salah Satu Buku Absensi Di Jurusan AP FIP UNM

Gambar diatas merupakan salah satu buku absensi yang digunakan selama ini. Buku absensi tersebut diberikan kepada salah satu mahasiswa untuk disimpan dan dibawa pada setiap pertemuan. Hal ini memberikan peluang kepada mahasiswa untuk memanipulasi data absensi bahkan sampai menghilangkan buku absen.

Gambar 2. Salah satu lembaran dari buku absensi

Gambar di atas merupakan salah satu lembaran dari buku absensi yang rawan dengan manipulasi data yang dapat membuat mahasiswa terpancing untuk melakukan kecurangan.

Melalui kesempatan ini penulis membuat sebuah inovasi sitem absensi yang dapat menjadi solusi dari persoalan yang telah dipaparkan.

C. MEKANISME PENERAPAN

Mekanisme penerapan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah rangkaian tahapan yang disusun secara sistematis, berikut adalah gambaran flow map yang akan berjalan sesuai dengan yang kami rencanakan:

  1. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah meminta izin kepada pihak Jurusan Administrasi Pendidikan untuk melaksanakan menerapkan KFC (Kehadiran Fingerprint Class) di semua kelas yang ada. 
  2. Selanjutnya, melakukan pengadaan barang yang menunjang proses kegiatan penerapan KFC terutama alat absensi fingerprint.
  3. Kemudian melakukan sosialisasi kepada mahasiswa aktif Jurusan AP FIP UNM bahwa akan ada sistem absensi baru yang akan diterapkan di Jurusan AP FIP UNM.
  4. Tahap berikutnya ialah desain database yang terdiri dari desain input dan desain output. Desain input ialah merancang daftar hadir mahsiswa yang terhubung antara alat fingerprint ke komputer operator Jurusan AP FIP UNM sebagai sumber data. Dalam proses ini seluruh mahasiswa akan merekam data sidik jarinya pada alat fingerprint lalu disimpan di data base. Hasil dari informasi kehadiran tidak lepas dari data yang dimasukkan sehingga informasi kehadiran akan selalu valid. Desain Output yaitu hasil dari data absensi fingerprint yang dihasilkan diolah menjadi informasi kehadiran kemudian ditampilkan pada layar atau printer.
  5. Tahapan selanjutnya adalah programan. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengrograman sistem ini adalah memasang alat fingerprint yang telah terhubung dengan database pada setiap kelas di Jurusan AP FIP UNM. Kemudian melakukan pengujian program untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Program diuji pada setiap kelas di Jurusan AP FIP UNM. Selanjutnya pengujian sistem yaitu menguji program secara menyeluruh. Pengujian sistem dilakukan untuk memeriksa apakah proses desain database dan programan dapat bekerja secara optimal dengan menerima input data dengan baik, dapat memprosesnya dengan baik dan meghasilkan output berupa informasi yang valid.
  6. Tahapan akhir adalah pelaksanaan penerapan KFC di  Jurusan AP FIP UNM pada setiap kelas dan setiap mata kuliah yang berfokus terhadap peningkatan kedisiplinan mahsiswa terutama dalam pendidikan karakter.
D. KELEBIHAN & KEKURANGAN

Kelebihan:
  • Pengolahan data yang lebih mudah. Menggunakan mesin sidik jari bisa mempermudah pihak operator jurusan untuk membuat laporan tentang kehadiran mahasiswa karena mesin sudah terhubung langsung dengan komputer dan database sehingga pengumpulan sidik jari bisa lebih mudah dilakukan.
  • Penggunaan yang praktis. Penerapan dari KFC sangatlah mudah dan juga praktis dimana mahasiswa hanya menempelkan jari pada scanner selama beberapa detik kemudian data kehadiran sudah bisa direkam dan disimpan dalam database
  • Terhindar dari kecurangan. Dengan KFC, maka tindakan kecurangan bisa diantisipasi dan juga dicegah karena tidak ada lagi pemalsuan data kehadiran, titip absen dan manipulasi data absen, yang sering dilakukan oleh mahasiswa yang tidak bertanggung jawab. Walaupun menggunakan fotokopi atau bentuk sidik jari tiruan untuk memalsukan data, mesin tetap tidak akan menerima karena sidik jari aslilah yang akan diidentifikasi oleh sistem.
  • Meningkatkan kedisiplinan mahasiswa. Penerapan KFC ini akan meningkatkan kedisiplinan mahasiswa dalam hal menghargai waktu dan mengikuti perkuliahan tepat waktu. Mahasiswa yang hadir tepat waktu dan tidak terlambat, akan menerima seluruh materi perkuliahan.
Kekurangan:
  • Membutuhkan perawatan yang rutin. Untuk tetap menjaga performa maksimal dari mesin sidik jari, pengecekan dan perawatannya harus dilakukan secara rutin.
  • Kinerja mesin sidik jari yang kurang maksimal dalam beberapa kondisi. Performa dari absensi sidik jari tidak bisa mengidentifikasi tangan yang terluka, terkelupas, kotor, terkena tinta, dan juga basah terkena keringat karena sistem sangat sensitif sehingga jika seseorang ingin melakukan absen, maka kondisi tangan harus selalu kering dan bersih.
E. PENUTUP

Penerapan KFC (Kehadiran FingerPrint Class) pada jurusan AP FIP UNM merupakan sebuah solusi yang penulis tawarkan kepada juurusan AP FIP UNM untuk mengatasi masalah berkenaan dengan absensi manual yang masih menggunakan kertas seperti sekarang ini. KFC juga diharapkan mampu meningkatkan kedisiplinan siswa yang berbasis pada pendidikan karakter dalam hal menghargai waktu untuk mengikuti perkuliahan. Penerapan KFC juga dapat menjadi contoh kepada jurusan lain agar sistem KFC (Kehadiran Fingerprint Class) diterapkan pada Fakultas Ilmu Pendidikan pada khususnya dan Universitas Negeri Makassar pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Ri No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem   Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Inggar, Januar. 2015. Tingkat Kedisiplinan Mahasiswa Dalam Proses Perkuliahan Jurusan Keolahrgaan Prodi Penjaskesrek Pontianak. Pontianak: Universitas Tanjungpura.


Lemhannas. 1995. Disiplin Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

0 komentar:

Posting Komentar